Kamis, 17 Januari 2013

LUCUNYA NEGERIKU JUGA POLISIKU



Kadang ini aku juga bingung dengan lalu lintas diindonesia ini, yang pasti bingung dengan orang-orangnya yang mematuhi lalu lintas karena takut kena tilang, dan juga polisinya yang tak punya kebijakan bersama diseluruh Indonesia. Kalau berkaca dari Negara lain seperti Negara maju yaitu jepang, singapura mereka itu memakai perlengkapan kendaraan karena keamanan bukan karena takut tilang. 

Orang jepang cenderung tertib dalam berlalu lintas, buktinya dijepang tak ada yang namanya kendaraan yang saling mendahului, mereka sangat tertib sekali dan hal ini pun cenderung mengurangi anagka kecelakaan lalu lintas. Begitu juga di singapura, orang singapura malah cenderung berjalan kaki kemanapun mereka pergi dan hal itu secara tidak langsung menerapkan pola hidup sehat bagi orang singapura, dan orang singapura itu terlihat kurus dan tidak mempunyai perut buncit kaya orang-orang Indonesia. Itulah perbedaan yang mencolok lalu-lintas yang ada di Indonesia dengan Negara maju seperti jepang dan singapura.

Begitu mencoloknya bukan antara Negara kita dengan Negara lain, itu masih level asia aja, belum level dunia. Orang Indonesia itu cenderung orangnya simple dan tak mau repot pada diri sendiri, mereka lebih suka hal yang sederhana tapi mudah untuk dilakukan. Namun sudah sekian banyak kejadian kecelakaan yang terjadi di Indonesia ini masih aja masyarakat yang belum sadar sama keselamatanya sendiri. Mereka seakan tak mempedulikan nyawa sendiri maupun kelselamatan orang disekitarnya. Itulah indenesia, negeri ribuan pulau, ribuan budaya dan kebiasaan.        

Namun sama halnya dengan penegak lalu lintas, yang bikin aku bingung adalah kenapa hokum diindonesia ini bisa dibeli hal ini lebih mengacu pada pelanggaran lalu lintas. Aku berbagi pengalaman selama aku kena tilang atau melanggar lalu lintas.

MALANG
Aku kuliah dikota ini, ketika pulang kuliah aku bersama kawanku naik motor dan keduanya tak memakai helm, nah sampai dipertigaan depan kampus tiba-tiba ada seorang polisi gagah berbadan besar dengan perut buncit, aku tiba-tiba kaget ketika polisi itu didepan ku, langsung saja ni polisi itu memberhentikanku dan minta SIM,STNK.KTP dengan terpaksa aku memberikan ketiganya dan polisi itu membawaku kekantor polisi yang tak jauh dari pertigaan kampus. 
Nah sampai dikantor aku dintanya:
Polisi    : Kenapa mas gak pake helm?
Aku     : Tadi buru-buru pak soalnya mau ambil tugas
Polisi    : Mau sidang apa nitip??

Aku heran aja dengan polisi itu, mudah sekali mengucapkan kata seperti itu, ya dengan rasa taku dan agak minder aku bilang aja kalau nitip berapa pak? “200 ribu” aku juga terkejud karena uang segitu begitu banyak dan bikin aku tmbah bingung aja, dengan rasa percaya diri aku coba tawar aja siapa tau bisa ditawar kaya beli tempe dipasar. 

Dengan rasa tak percaya ehhh ternyata aku tawar 50rb aja pak kasihan kami pak belum dapat kiriman,, eehh dengan mudahnya juga pak polisi itu langsung hilang “iya sudah” nah setelah itu aku cukup lega karena yang semula 200rb berubah menjadi 50rb. Langsung aja aku ambil uang dikos dan aku balik lagi dengan membawa helm, sampai disana aku ditanya lagi. “tadi yang gak pake helm dua orang ya mas”, aku gak mau salah langkah lagi ni, langsung aja uang 50rb itu aku kasih ke polisi itu, ehhh dengan penuh ramah menerima uang itu. 

Dan malah aku ditanya “kapan mas pulang kampong”, aku piker polisi ini mau nagapain ya Tanya gitu, apa mau tilang aku lagi supaya dapat 50rb lagi. Masa bodoh lah aku saat itu langsung aja minta SIM,STNK sama KTP dan pulang. Namun setelah itu aku takut lagi gak pake helm, namun anehnya setiap aku pake helm gak ada polisi sama sekali didepan kampus, tapi gak apalah itu pelajaran berharga bagiku.

KOTA BATU
Hampir sama sebenarnya antara kota malang dengan kota batu, ceritanya ini aku punya pacar yang magang disebuah distro yang ada di dinoyo, malang. Ya namanya juga pacaran pasti kalau malam minggu jalan-jalan, kan biasanya aku kalau jalan Cuma ke alun-alun malang aja, lama-lama membosankan akirnya aku ngajak ke alun-alun batu. Sampai disana ya menikmati suasana malam dikota, nah pas mau pulang ni, dijalan raya yang untuk pulang itu dibuat pengajina, dang k bisa dilewati oleh kendaraan. 

Aku bingung mau lewat mana soalnya aku keluar lewat jalan lain eehhh tembusnya alun-alun lagi, aku coba lagi akirnya juga balik lagi ke alun-alun. Ahhhh hal itu membuat aku  bingung saja, dan akirya aku ikut rombongan pengajin yang menerobos jalan atau melawan arus. Tanpa kusadari ternya aku diberhentikan sama polisi bersam rombingan pengajian tersebut, dan situ sama STNK,SIM dan KTP juga disita namun anehnya rombongan pengajian tersebut semuanya gak pake helm, ehhh malah dilepaskan semuanya, tapi ya aku menyadari aja mungkin mereka adalah rombingan pengajian. Dan akirnya aku dibawa ke kantor polisi, dan sisana tanpa dintanya aku langsung saja disodori seperti pelanggaran pasal tentang lalu lintas dan aku baca disitu sekitar habis 250rb. 

Aku sedikit heran dan terkejut, karena uangku Cuma 20rb. namun aku sudah banyak belajar dari trik sebelumnya bahwa disini ada tawar menawar. Tanpa ragu-ragu langsung aja ni aku tawar, “70rb ya pak soalnya gak ada uang” lagi-lagi tanpa ragu polisi itu bilang “Ya udah sini tapi jangan sampai ketahuan komandan”. Setalah itu karena uangku Cuma 20rb dengan PD aku pinjem aja sama pacarku dan akirnya pulang dengan selamat.

PONOROGO
Awal kisahnya ini ketika aku anterin pak de njenguk anaknya yang lahiran, kan diponorogo itu dibagi menjadi dua jalur, dan secara otomatis kalau berhenti itu dilajur kanan, namun aku mau lurus tapi aku bodohnya itu berhenti dilajur kiri. Dari kejahuan sudah terdengar bunyi peluit keras, tak pikir apa ada pertandingan bola atau apa, ehhh ternyata didepanku sudah ada pak polisi berbadan tegap dan gagah. Langsung aja ni aku dibawa kekantor polisi. 

Dan sampai dikantor aku terharu ni, soalnya aku gak ditilang dulu namu aku diberi arahan-arahan tentang berlalu lintas, ahhh polisi ini so sweet deh (hehe). Namun setelah itu akir-akirnya juga ditilang juga, namun polisi ini to the point, langsung aja dian bilang “sidang atau nitip, kalau sidang tanggal 22 kalau nitip 70rb” ahhh langsung aja ni karena harganya terjangkau langsung aja ni tak bayar dan akirnya bisa melanjutkan perjalanan.

PACITAN
Nah ini kota kelahiranku, ceritanya ini pas malam tahun baru kemarin aku jalan-jalan sama mbak pacar.  Pas malah tahun baru itu cuaca lagi gak mendukung, hujan ringan gitu, tapi gak menyurutkan niatku utnuk merayakan tahun baru. Sampai dikota, aku Cuma muter-muter aja cari suasana yang pas namun gaka da suasana yang menarik. Karena sudah kedinginan dan basah pakaian akirnya mbak pacar ngajak pulang ni, ya aku turuti aja, dan sebelum pulang ni beli oleh-oleh dulu buat orang rumah, waktu itu beli martabak, dan setelah berjalan sekitar 20m tiba-tiba banyak kerumunuan polisi dijalan raya, aku kaget dan bingung saat itu karena aku tak memakai helm, tapi aku PD aja paling ini juga 50rb (pengalaman). 

Dan aku lewat aja didepan kerumunan polisi tersebut, eeeehhh yang bikin aku heran ini ketika aku lewat didepan kerumunan, polisi itu malah semuanya ngelihatin aku aja, aku juga bingung, kenapa polisi itum dalam hati “apa aku sudah kebal ya dengan tilangan polisi hahaha”. Ya dengan santanya aku lewat aja dan sama sekali gak ditilang. Jadi bingung kalau gini, padahal udah tak siapin 50rb lo tapi malah dibiarin aja.

Nah dari berbagai pengalaman tersebut bisa disimpulakn bahwa orang Indonesia termasuk saya ini belum begitu sadar hokum lalu lintas dan juga akan keselamatan dalam berkendara. Dan juga hokum itu ternyata bukan gayus tambunan aja yang bisa beli, buktinya saya juga beli hehe


3 komentar:

  1. like this..kunjungan balik ya..http://isihwaras.blogspot.com/2013/01/antara-cinta-dan-belajar-merelakan.html..makasih,

    BalasHapus
  2. Siap gan, pokoknya saling suport

    BalasHapus