Kadang
ini aku juga bingung dengan lalu lintas diindonesia ini, yang pasti bingung
dengan orang-orangnya yang mematuhi lalu lintas karena takut kena tilang, dan
juga polisinya yang tak punya kebijakan bersama diseluruh Indonesia. Kalau
berkaca dari Negara lain seperti Negara maju yaitu jepang, singapura mereka itu
memakai perlengkapan kendaraan karena keamanan bukan karena takut tilang.
Orang jepang cenderung tertib dalam berlalu lintas, buktinya dijepang tak ada
yang namanya kendaraan yang saling mendahului, mereka sangat tertib sekali dan
hal ini pun cenderung mengurangi anagka kecelakaan lalu lintas. Begitu juga di
singapura, orang singapura malah cenderung berjalan kaki kemanapun mereka pergi
dan hal itu secara tidak langsung menerapkan pola hidup sehat bagi orang
singapura, dan orang singapura itu terlihat kurus dan tidak mempunyai perut
buncit kaya orang-orang Indonesia. Itulah perbedaan yang mencolok lalu-lintas
yang ada di Indonesia dengan Negara maju seperti jepang dan singapura.
Begitu
mencoloknya bukan antara Negara kita dengan Negara lain, itu masih level asia
aja, belum level dunia. Orang Indonesia itu cenderung orangnya simple dan tak
mau repot pada diri sendiri, mereka lebih suka hal yang sederhana tapi mudah
untuk dilakukan. Namun sudah sekian banyak kejadian kecelakaan yang terjadi di
Indonesia ini masih aja masyarakat yang belum sadar sama keselamatanya sendiri.
Mereka seakan tak mempedulikan nyawa sendiri maupun kelselamatan orang disekitarnya.
Itulah indenesia, negeri ribuan pulau, ribuan budaya dan
kebiasaan.
Namun
sama halnya dengan penegak lalu lintas, yang bikin aku bingung adalah kenapa
hokum diindonesia ini bisa dibeli hal ini lebih mengacu pada pelanggaran lalu
lintas. Aku berbagi pengalaman selama aku kena tilang atau melanggar lalu
lintas.
MALANG
Aku
kuliah dikota ini, ketika pulang kuliah aku bersama kawanku naik motor dan
keduanya tak memakai helm, nah sampai dipertigaan depan kampus tiba-tiba ada seorang
polisi gagah berbadan besar dengan perut buncit, aku tiba-tiba kaget ketika
polisi itu didepan ku, langsung saja ni polisi itu memberhentikanku dan minta
SIM,STNK.KTP dengan terpaksa aku memberikan ketiganya dan polisi itu membawaku
kekantor polisi yang tak jauh dari pertigaan kampus.
Nah
sampai dikantor aku dintanya:
Polisi
: Kenapa mas gak pake helm?
Aku
: Tadi buru-buru pak soalnya mau ambil tugas
Polisi
: Mau sidang apa nitip??
Aku
heran aja dengan polisi itu, mudah sekali mengucapkan kata seperti itu, ya
dengan rasa taku dan agak minder aku bilang aja kalau nitip berapa pak? “200
ribu” aku juga terkejud karena uang segitu begitu banyak dan bikin aku tmbah
bingung aja, dengan rasa percaya diri aku coba tawar aja siapa tau bisa ditawar
kaya beli tempe dipasar.
Dengan rasa tak percaya ehhh ternyata aku tawar 50rb aja pak kasihan kami pak
belum dapat kiriman,, eehh dengan mudahnya juga pak polisi itu langsung hilang
“iya sudah” nah setelah itu aku cukup lega karena yang semula 200rb berubah
menjadi 50rb. Langsung aja aku ambil uang dikos dan aku balik lagi dengan
membawa helm, sampai disana aku ditanya lagi. “tadi yang gak pake helm dua
orang ya mas”, aku gak mau salah langkah lagi ni, langsung aja uang 50rb itu
aku kasih ke polisi itu, ehhh dengan penuh ramah menerima uang itu.
Dan malah aku ditanya “kapan mas pulang kampong”, aku piker polisi ini mau
nagapain ya Tanya gitu, apa mau tilang aku lagi supaya dapat 50rb lagi. Masa
bodoh lah aku saat itu langsung aja minta SIM,STNK sama KTP dan pulang. Namun
setelah itu aku takut lagi gak pake helm, namun anehnya setiap aku pake helm
gak ada polisi sama sekali didepan kampus, tapi gak apalah itu pelajaran
berharga bagiku.
KOTA BATU
Hampir sama sebenarnya antara kota malang dengan kota batu, ceritanya ini aku
punya pacar yang magang disebuah distro yang ada di dinoyo, malang. Ya namanya
juga pacaran pasti kalau malam minggu jalan-jalan, kan biasanya aku kalau jalan
Cuma ke alun-alun malang aja, lama-lama membosankan akirnya aku ngajak ke
alun-alun batu. Sampai disana ya menikmati suasana malam dikota, nah pas mau
pulang ni, dijalan raya yang untuk pulang itu dibuat pengajina, dang k bisa
dilewati oleh kendaraan.
Aku bingung mau lewat mana soalnya aku keluar lewat jalan lain eehhh tembusnya
alun-alun lagi, aku coba lagi akirnya juga balik lagi ke alun-alun. Ahhhh hal
itu membuat aku bingung saja, dan akirya aku ikut rombongan pengajin yang
menerobos jalan atau melawan arus. Tanpa kusadari ternya aku diberhentikan sama
polisi bersam rombingan pengajian tersebut, dan situ sama STNK,SIM dan KTP juga
disita namun anehnya rombongan pengajian tersebut semuanya gak pake helm, ehhh
malah dilepaskan semuanya, tapi ya aku menyadari aja mungkin mereka adalah
rombingan pengajian. Dan akirnya aku dibawa ke kantor polisi, dan sisana tanpa
dintanya aku langsung saja disodori seperti pelanggaran pasal tentang lalu
lintas dan aku baca disitu sekitar habis 250rb.
Aku sedikit heran dan terkejut, karena uangku Cuma 20rb. namun aku sudah banyak
belajar dari trik sebelumnya bahwa disini ada tawar menawar. Tanpa ragu-ragu
langsung aja ni aku tawar, “70rb ya pak soalnya gak ada uang” lagi-lagi tanpa
ragu polisi itu bilang “Ya udah sini tapi jangan sampai ketahuan komandan”.
Setalah itu karena uangku Cuma 20rb dengan PD aku pinjem aja sama pacarku dan
akirnya pulang dengan selamat.
PONOROGO
Awal kisahnya ini ketika aku anterin pak de njenguk anaknya yang lahiran, kan
diponorogo itu dibagi menjadi dua jalur, dan secara otomatis kalau berhenti itu
dilajur kanan, namun aku mau lurus tapi aku bodohnya itu berhenti dilajur kiri.
Dari kejahuan sudah terdengar bunyi peluit keras, tak pikir apa ada
pertandingan bola atau apa, ehhh ternyata didepanku sudah ada pak polisi
berbadan tegap dan gagah. Langsung aja ni aku dibawa kekantor polisi.
Dan sampai dikantor aku terharu ni, soalnya aku gak ditilang dulu namu aku
diberi arahan-arahan tentang berlalu lintas, ahhh polisi ini so sweet deh
(hehe). Namun setelah itu akir-akirnya juga ditilang juga, namun polisi ini to
the point, langsung aja dian bilang “sidang atau nitip, kalau sidang tanggal 22
kalau nitip 70rb” ahhh langsung aja ni karena harganya terjangkau langsung aja
ni tak bayar dan akirnya bisa melanjutkan perjalanan.
PACITAN
Nah ini kota kelahiranku, ceritanya ini pas malam tahun baru kemarin aku
jalan-jalan sama mbak pacar. Pas malah tahun baru itu cuaca lagi gak
mendukung, hujan ringan gitu, tapi gak menyurutkan niatku utnuk merayakan tahun
baru. Sampai dikota, aku Cuma muter-muter aja cari suasana yang pas namun gaka
da suasana yang menarik. Karena sudah kedinginan dan basah pakaian akirnya mbak
pacar ngajak pulang ni, ya aku turuti aja, dan sebelum pulang ni beli oleh-oleh
dulu buat orang rumah, waktu itu beli martabak, dan setelah berjalan sekitar
20m tiba-tiba banyak kerumunuan polisi dijalan raya, aku kaget dan bingung saat
itu karena aku tak memakai helm, tapi aku PD aja paling ini juga 50rb
(pengalaman).
Dan aku lewat aja didepan kerumunan polisi tersebut, eeeehhh yang bikin aku
heran ini ketika aku lewat didepan kerumunan, polisi itu malah semuanya
ngelihatin aku aja, aku juga bingung, kenapa polisi itum dalam hati “apa aku
sudah kebal ya dengan tilangan polisi hahaha”. Ya dengan santanya aku lewat aja
dan sama sekali gak ditilang. Jadi bingung kalau gini, padahal udah tak siapin
50rb lo tapi malah dibiarin aja.
Nah dari berbagai pengalaman tersebut bisa disimpulakn
bahwa orang Indonesia termasuk saya ini belum begitu sadar hokum lalu lintas
dan juga akan keselamatan dalam berkendara. Dan juga hokum itu ternyata bukan
gayus tambunan aja yang bisa beli, buktinya saya juga beli hehe
like this..kunjungan balik ya..http://isihwaras.blogspot.com/2013/01/antara-cinta-dan-belajar-merelakan.html..makasih,
BalasHapusSiap gan, pokoknya saling suport
BalasHapusoke sukses kita derita bersama....
Hapus